Menurut Junkie (2013), leadership
atau kepemimpinan merupakan sebuah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain,
kelompok dan bawahan, kemampuan untuk mengarahkan tingkah laku orang lain,
mempunyai kemampuan ataupun keahlian khusus di dalam bidang yang diharapkan
oleh kelompoknya, guna mencapai tujuan dari kelompoknya. Kepemimpinan adalah
sebuah ilmu terapan dari berbagai ilmu sosial, karena beberapa prinsip serta
rumusannya diharapkan bisa mendatangkan banyak manfaat untuk kesejahteraan
manusia. Efektifitas kepemimpinan bisa dilihat dari Tingkat kematangan
(maturity) bawahan dan kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya
dengan kondisi kematangan bawahan. Tingkat
kematangan (maturity) bawahan adalah Kesiapan
kerja bawahan yang meliputi: ability
yaitu kesiapan kerja bawahan yang berkaitan dengan
pengetahuan,kemampuan,pengalaman dan keterampilan bawahan dalam menjalankan
tugas dan willingness yaitu kesiapan psikologis bawahan dalam
menjalankan tugas dan berkaitan dengan keyakinan,komitmen,keinginan dan
motivasi untuk maju serta kesediaan untuk bertanggung jawab.
Terdapat empat
jenis kepemimpinan sesuai dengan tingkat kematangan pemimpin dan anggotanya,
yaitu meliputi:
- S1 (High Task – Low Relationship) untuk kondisi R1 (taraf kematangan rendah),pemimpin harus memberi instruksi dan mengarahkan bawahan terhadap tugas yang harus diselesaikan secara spesifik melalui komunikasi satu arah.(tahap memberi tahu/telling).
- S2 (High Task –High Relationship) untuk kondisi R2 (tahap kematangan rendah menuju sedang), pemimpin masih memberikan instruksi dan pengarahan, namun dalam porsi secukupnya. Komunikasi bersifat 2 arah yang diwarnai oleh adanya dukungan dari pimpinan serta ada kesempatan bagi bawahan untuk bertanya atau meminta kejelasan tugas (tahap selling).
- S3 (Low Task-High Relationship) untuk kondisi R3 (taraf kematangan sedang menuju tinggi),pemimpin hanya bertindak sebagai fasillitator bagi kelancaran tugas bawahan. Keputusan dibuat bersama-sama oleh pemimpin dan bawahan (tehap berpartisipasi/participating).
- S4 (Low Task-Low Relationship) untuk kondisi R4 (taraf kematangan tinggi), pemimpin hanya memberikan arahan tentang tujuan umum yang akan dicapai, selebihnya bawahan sendiri yang bertanggung jawab untuk mengambil keputusan (tahap pendelegasian/delegating).
Gaya kepemimpinan memiliki peranan penting dalam suatu
organisasi, hal ini berkaitan erat dengan hubungan yang terjadi antara atasan
dan bawahan karena pada dasarnya gaya yang diterapkan oleh seorang pemimpin
dalam suatu organisasi akan sangat berpengaruh terhadap motivasi dan kinerja dari
para bawahannya. Pada dasarnya Gaya kepemimpinan mengandung pengertian sebagai
suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut
kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola
atau bentuk tertentu (Rukiyah, 2011).
Jika
dihadapkan dengan taraf kematangan kepemimpinan, lebih menekankan pada kriteria
S4 dengan kondisi R4 yaitu tingkat kematangan kepemimpinan yang tinggi. Disini
seorang pemimpin hanya memberi arahan tentang tujuan yang akan dicapai dari
organisasi tersebut. Pada kriteria kepemimpinan dengan tingkat kematangan yang
tinggi dibutuhkan kepercayaan yang lebih dan setiap anggota juga harus memiliki
tanggung jawab tentang tugas yang ditangguhkan oleh mereka. Setiap anggota
harus melaporkan segala sesuatu yang terjadi tanpa ditambah ataupun dikurangi.
Pada kriteria S4
dengan kondisi R4 seorang pemimpin dapat menggunakan gaya kepemimpinan delegasi
karena dalam gaya kepemimpinan delegasi cenderung mempunyai tingkat
keberhasilan yang tinggi, jika diterapkan pada pengikut yang tingkat
kematangannya tinggi (mampu dan mau, mempunyai keyakinan untuk memikul tanggung
jawab). Kekuasaan yang relatif relevan dipergunakan pada tingkat kematangan
pengikut seperti ini adalah kekuasaan keahlian. Gaya delegasi digunakan bagi bawahan dengan tingkat
kematangan tinggi. Orang-orang dengan tingkat kematangan seperti ini adalah
orang-orang yang memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi untuk memikul
sebuah tanggung jawab. Gaya kepemimpinan ini memberikan sedikit pengarahan,
para bawahan diperkenankan untuk melaksanakan sendiri dan memutuskan tentang
bagaimana, kapan, dan dimana melakukan suatu tugas. Sekalipun pemimpin barangkali masih mampu mengidentifikasi
masalah, tanggung jawab untuk melakukan rencana yang diberikan kepada para
pengikut-pengikut yang sudah matang ini. Mereka diperkenankan untuk
melaksanakan sendiri dana memutuskan tentang ikhwal bagaimana, kapan,dan dimana melakukannya. Karena
secara psikologis bawahan sudah matang, maka tidak diperlukan banyak komunikasi
dua arah atau perilaku mendukung. Gaya delegasi melibatkan perilaku hubungan
kerja yang rendah dan perilaku berorientasi pada tugas juga rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Junkie, Theme. 2013. Definisi Kepemimpinan Menurut Ahli. http://perlutahu.org/definisi-kepemimpinan-menurut-ahli/.
Rukiyah, Kiki. 2011. Gaya Kepemimpinan. http://kiki-tuingtuing.blogspot.com/2011/04/gaya-kepemimpinan.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar