Minggu, 24 Agustus 2014

kreativitas (Pembentukan Karakter Individu)



BAB 1. LATAR BELAKANG
Keberhasilan seseorang untuk masa depan sering kali diukur dari tingkat kecerdasan. Padahal kecerdasan hanya ditinjau dari aspek intelektual. Pada otak kita terdapat beberapa kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Di Indonesia pengembangan kecerdasan anak untuk menuju tingkat keberhasilan atau kesuksesan dalam berhasil itu ditinjau dari intelektual, misalnya dalam sistem pendidikan Indonesia menekankan tingkat kecerdasan dinilai dari segi matematika (logika) dan bahasa. Dalam praktek, anak akan mengalami kenaikan kelas dinilai dari aspek tersebut. Padahal ini adalah satu pemikirin kecerdasan yang masih tradisional.
Para ahli melihat bakat seseorang dari tes intelegensi (IQ) yang berasal dari kecerdasan. Tapi sekarang para ahli memaparkan anak berbakat meliputi beberapa ciri yaitu kemampuan di atas rata-rata, kreativitas, pengikatan diri (tanggung jawab terhadap tugas). Masing-masing ciri ini memiliki penjabaran tersendiri missal kemapuan di atas rata-rata mencakup beberapa antara lain mempunyai abstraksi, kemampuan penalaran, dan kemampuan memecahkan masalah. Akan tetapi, kecerdasan yang cukup tinggi belum menjamin keberbakatan seseorang. Kreatifitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya, adalah sama pentingnya. Demikian juga berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami macam-macam rintangan dan hambatan, melakukan dan menyelesaikan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatnya diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.
 
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kreativitas
Menurut Drucker (2012), kreativitas merupakan penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi, karya seni, karya sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai. Dari definisi diatas, arti kreativitas menekankan pada dua hal utama, yaitu “baru” dan “nilai”. Kata “baru” berarti hal yang belum ada sebelumnya atau inovatif dari sudut pandang individu, komunitas atau masyarakat di wilayah tertentu. Kata “nilai” berarti manfaat yang dirasakan oleh individu, komunitas atau masyarakat di daerah tertentu. Kreativitas juga diartikan sebagai kecenderungan untuk menghasilkan ide-ide atau mengenali, alternatif, atau kemungkinan yang mungkin berguna dalam memecahkan masalah, berkomunikasi dengan orang lain, dan menghibur diri kita sendiri dan orang lain. Setiap tindakan, ide, atau produk akan mengubah aturan yang ada, atau yang mengubah aturan yang ada ke aturan yang baru.
Menurut Mudjiran (2007), kreativitas bersifat universal dan tampak (wujud) melalui berbagai bentuk dalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas merupakan salah satu potensi manusiawi yang ada pada diri individu dengan derajat yang bervariasi satu sama lainnya. Kreativitas mencangkup kemampuan-kemampuan mental, yaitu kemampuan mengubah pendekatan terhadap masalah yang dihadapi, kemampuan menampilkan ide-ide yang baru dan terkait dengan sesuatu persoalan, kemampuan melihat lebih jauh suatu peersoalan yang sedang di hadapi, dan kemampuan merumuskan kembali permasalahan atau berbagai aspek dari permasalahan tersebut. Di sisi lain, rumusan kreativitas dilihat dari kemampuan menciptakan, yang merupakan kemampuan seseorang untuk mengaitkan pengalaman-pengalaman masa lampau dan menampilkannya kembali dalam pola, ide, ataupun produk-produk baru. Kreativitas dan inteligensi itu tidak sama. Inteligensi berkaitan dengan kemampuan berfikir kovergent. Sedangkan kreativitas dikaitkan kemampuan berfikir divergent; keduanya saling berkaitan dan saling mengisi. Kemampuan berfikir divergent itu, atau kreativitas, keduanya memeliki ke empat ciri, yaitu ciri yang berkenaan dengan:
1. Kelancaran (fluency), adanya ide yang banyak dan luas, karya dalam perbendaharaan kata dan cara penyampaian sesuatu.
2. Keluesan (flexibility), digunakannya ide dan cara baru dalam mengenai permasalahan.
3. Keaslian (originality), difikirkannya ide-ide, dan kemungkinan-kemungkinan yang tidak biasa atau ganjil.
4. Elaborasi (elaboration),dipakainya berbagai rincian dalam mengemukakan sesuatu atau merespon.

2.2  Ciri-ciri Orang atau Remaja Kreatif
Salah satu kemampuan manusia yang kreatif terwujud melalui keberadaan manusia itu sendiri. Tingkah laku individu beserta hasilnya di warnai oleh kreativitas yang berkembang dalam diri individu itu. Individu yang memiliki potensi kreativitas tinggi menunjukkan sikap dan perilaku yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Menurut Utami (2004), ada tiga kondisi dari pribadi kreatif yang merupakan ciri khas perilaku kreatif:
1.    Keterbukaan terhadap pengalaman.
2.    Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
3.    Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep.
Menurut Torrenc dan Dembo (dalam Utami, 2004) mengemukakan beberapa ciri orang kreatif antara lain:
1.Suka humor, tidak kaku dan tidak tegang dalam bekerja.
2. Suka pada pekerjaan menantang.
3. Cukup kuat memusatkan perhatian.
4. Suka mengemukakan ide-ide baru yang bersifat imajinatif.
5. Lebih sensitif terhadap keadaan orang lain.
6. Tidak banyak terikat pada kelompoknya.
7. Mampu memunculkan ide-ide yang aneh.
8. Fleksibel / tidak kaku.
9. Terbuka terhadap ide / penemuan baru.
10. Memiliki konsep diri positif.

2.2  Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Berkembangnya Kreativitas
Menurut Utami (2004), perkembangan kreativitas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1.        Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri individu yang bersangkutan. Faktor ini meliputi keterbukaan, locus of control yang internal, kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi-kombinasi baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
2.        Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor-faktor ini antara lain meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana atau fasilitas terhadap pandangan dan minat yang berbeda, adanya penghargaan bagi orang yang kreatif, adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk menyendiri, dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen dan kegiatan-kegiatan kreatif, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan inisiatif serta penerimaan dan penghargaan terhadap individual.
Menurut Wahyono (2012), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas antara lain:
1.    Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas, mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Individu harus memiliki motivasi intrinsik untuk melakukan sesuatu atas keinginan dari dirinya sendiri, selain didukung oleh perhatian, dorongan, dan pelatihan dari lingkungan. Kondisi internal (interal press) yang dapat mendorong seseorang untuk berkreasi diantaranya:
  1. Keterbukaan terhadap pengalaman
  2. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
  3. Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan konsep- konsep.

2.        Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat, kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi kreativitas individu.
 DAFTAR PUSTAKA

Drucker , Peter F. 2012. Beberapa Pengertian Kreativitas. http://suksesitubebas.com/2012/09/26/pengertian-kreativitas/. Serial Online.

Mudjiran, Dkk. 2007. Buku Ajar; Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press.

Utami, Munandar. 2004. Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahyono, Budi. 2012. Inteligensi dan Kreativitas. http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/inteligensi-dan-kreativitas.html. Serial Online.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar