Sabtu, 11 April 2015

Irigasi Teknis



Menurut Mochtar (2002), irigasi teknis adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan, pembagian yang dilengkapi dengan bangunan ukur di seluruh bangunan pembaginya. Fungsi irigasi mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi yang dilakukan dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi serta ditentukan oleh keandalan air irigasi, keandalan prasarana irigasi dan peningkatan pendapatan masyarakat petani dari usaha tani.
No
Uraian
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
1
Sawah Teknis
75.097
75.031
77.117
76.403
76.421
Sumber: Jember dalam Angka 2010
Konsep pengelolaan air dan sumber daya air pada dasarnya mencakup upaya serta kegiatan pengembangan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya air berupa menyalurkan (redistributing) air yang tersedia dalam konteks ruang dan waktu, komponen mutu serta komponen volume (jumlah) pada suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan pokok kehidupan makhluk hidup. Pengelolaan air berperan sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi padi di lahan sawah. Produksi padi sawah akan menurun jika tanaman padi menderita cekaman air (water stress).
Manfaat sistem irigasi teknis diantaranya untuk membasahi tanah, yaitu pembasahan tanah pada daerah yang curah hujannya kurang atau tidak menentu, untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian dapat diairi sepanjang waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau maupun musim penghujan serta untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah / rawa dengan pengendapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi.

Kelebihan dan Kelemahan Sistem Sawah Irigasi Teknis
Sistem sawah irigasi teknis adalah sistem sawah yang mempunyai jaringan irigasi dimana saluran pemberi terpisah dari saluran pembuangan agar penyediaan dan pembagian air ke dalam sistem sawah tersebut dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah. Biasanya sistem sawah irigasi teknis mempunyai jaringan irigasi yang terdiri dari saluran primer dan sekunder serta bangunannya dibangun dan dipelihara oleh PU. Ciri-ciri irigasi teknis yaitu air dapat diatur dan diukur sampai dengan saluran tersier serta bangunan permanennya.
Berdasarkan studi lapang di Desa Yosorati Kecamatan Sumber Baru dapat diketahui bahwa sistem sawah irigasi teknis terdapat dua saluran yaitu saluran utama dan saluran sekunder. Saluran utama berukuran besar dan terdapat bangunan permanen sepanjang saluran, saluran utama mengairi persawahan disepanjang aliran irigasi. Sedangkan saluran sekunder digunakan untuk saluran pembuangan dari sawah yang sudah tidak lagi membutuhkan air untuk pertanamannya. Pembangunan sistem irigasi teknis membutuhkan banyak biaya dalam proses dan pengelolaannya, karena pada sistem irigasi teknis kontruksi saluran yang dibangun adalah permanen. Selain itu irigasi teknis memiliki alat pengatur masuk keluarnya air yang terbuat dari besi. Kondisi bangunan dari sistem irigasi teknis juga memiliki kekurangan yaitu mudah rusak. Kondisi mudah rusak ini merupakan akibat dari proses pembangunannya tidak memenuhi standart yang berlaku baik dari komposisi bahan yang digunakan ataupun yang lainnnya. Misalnya pada saluran irigasi di Desa Yosorati dibangun saluran irigasi teknis dari pemerintah, akan tetapi menurut warga sekitar komposisi semen yang digunakan tidak sesuai standart, sehingga belum sampai satu tahun saluran yang dibangun telah ambrol atau rusak. Bangunan irigasi teknis pada umumnya dibiayai oleh pemerintah. Hal tersebut menjadikan petani tidak begitu peduli terhadap pemeliharaan bangunan irigasi dari pemerintah.

1 komentar: