Menurut Mochtar (2002), irigasi teknis adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan,
pengambilan, pembagian yang dilengkapi dengan bangunan ukur di seluruh bangunan
pembaginya. Fungsi
irigasi mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian
dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat khususnya
petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi yang dilakukan dengan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi serta ditentukan oleh keandalan air
irigasi, keandalan prasarana irigasi dan peningkatan pendapatan masyarakat
petani dari usaha tani.
No
|
Uraian
|
Tahun
|
||||
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
||
1
|
Sawah Teknis
|
75.097
|
75.031
|
77.117
|
76.403
|
76.421
|
Sumber: Jember dalam Angka 2010
Konsep pengelolaan air dan
sumber daya air pada dasarnya mencakup upaya serta kegiatan pengembangan
pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya air berupa menyalurkan (redistributing) air yang tersedia dalam
konteks ruang dan waktu, komponen mutu serta komponen volume (jumlah) pada
suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan pokok kehidupan makhluk hidup. Pengelolaan air berperan
sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi
padi di lahan sawah. Produksi padi sawah akan menurun jika tanaman padi
menderita cekaman air (water stress).
Manfaat
sistem irigasi teknis diantaranya untuk membasahi tanah, yaitu pembasahan tanah pada daerah yang curah hujannya
kurang atau tidak menentu, untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian
dapat diairi sepanjang waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau
maupun musim penghujan serta untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah /
rawa dengan pengendapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi.
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Sawah Irigasi Teknis
Sistem sawah irigasi teknis adalah sistem sawah yang mempunyai jaringan
irigasi dimana saluran pemberi terpisah dari saluran pembuangan agar penyediaan
dan pembagian air ke dalam sistem sawah tersebut dapat sepenuhnya diatur dan
diukur dengan mudah. Biasanya sistem sawah irigasi teknis mempunyai jaringan
irigasi yang terdiri dari saluran primer dan sekunder serta bangunannya
dibangun dan dipelihara oleh PU. Ciri-ciri irigasi teknis yaitu air dapat
diatur dan diukur sampai dengan saluran tersier serta bangunan permanennya.
Berdasarkan studi lapang di Desa Yosorati Kecamatan Sumber Baru dapat
diketahui bahwa sistem sawah irigasi teknis terdapat dua saluran yaitu saluran
utama dan saluran sekunder. Saluran utama berukuran besar dan terdapat bangunan
permanen sepanjang saluran, saluran utama mengairi persawahan disepanjang
aliran irigasi. Sedangkan saluran sekunder digunakan untuk saluran pembuangan
dari sawah yang sudah tidak lagi membutuhkan air untuk pertanamannya. Pembangunan sistem irigasi teknis
membutuhkan banyak biaya dalam proses dan pengelolaannya, karena pada sistem irigasi
teknis kontruksi saluran yang dibangun adalah permanen. Selain itu irigasi
teknis memiliki alat pengatur masuk keluarnya air yang terbuat dari besi.
Kondisi bangunan dari sistem irigasi teknis juga memiliki kekurangan yaitu mudah rusak. Kondisi mudah
rusak ini merupakan akibat dari proses pembangunannya tidak memenuhi standart
yang berlaku baik dari komposisi bahan yang digunakan ataupun yang lainnnya.
Misalnya pada saluran irigasi di Desa Yosorati dibangun saluran irigasi teknis dari
pemerintah, akan tetapi menurut warga sekitar komposisi semen yang digunakan
tidak sesuai standart, sehingga belum sampai satu tahun saluran yang dibangun
telah ambrol atau rusak. Bangunan irigasi teknis pada umumnya dibiayai
oleh pemerintah. Hal
tersebut menjadikan petani tidak begitu peduli terhadap pemeliharaan bangunan
irigasi dari pemerintah.
Kak, tulisannya jangan warna ungu kak. Soalnya gak nampang
BalasHapus