Selasa, 21 Februari 2017

Penyusutan

penyusutan adalah penurunan nilai secara berangsur-angsur. Penurunan nilai terjadi pada berbagai barang seperti gedung, kendaraan, peralatan kantor, dan berbagai invertaris lainnya. Penyusutan suatu barang dapat berbeda-beda jenisnya tergantung jenis barang dan perawatan yang dilakukan pada barang tersebut. Terdapat beberapa metode penyusutan yang sering dipakai atau diterapkan, diantaranya:

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

            Rumus penyusutan untuk metode garis lurus adalah sebagai berikut:
D = (I0 - In) / n 
Keterangan:
D    = Penyusutan
I0    = Harga produk awal suatu barang
In    = Nilai sisa suatu barang
n     = Umur manfaat suatu barang

b. Metode Unit Produksi
            Adapun rumus penyusutan untuk metode unit produksi adalah sebagai berikut:
D = ( (I0 - In) / n ) x t
Keterangan:
D    = Penyusutan
I0    = Harga produk awal suatu barang
In    = Nilai sisa suatu barang      
n     = Umur manfaat suatu barang
t      = Lama pemakaian alat (dalam unit)

c. Perhitungan Penyusutan Secara Kumulatif
            Rumus perhitungan penyusutan secara kumulatif adalah sebagai berikut:
P = (HB – NS) x PPth
Keterangan:
P     = Penyusutan per tahun
HB = Harga beli
NS  = Nilai sisa
PPth = Presentase penyusutan per tahun

sebuah perusahaan pada umumnya mempunyai cadangan penyusutan untuk menjaga kontinuitas dari kegiatan usaha disamping menjaga kualitas produk dan memudahkan dalam mengikuti perubahan aset dengan adanya perubahan teknologi. Biaya penyusutan adalah baiya yang dibebankan pada konsumen melalui perhitungan harga pokok produksi. Di sisi lain, biaya penyusutan juga dianggap sebagai laba dalam perhitungan rugi laba, karena biaya yang disisihkan sebenarnya merupakan penerimaan perusahaan yang dapat digunakan pada berbagai kepentingan.

Teori Biaya Produksi


Menurut Pracoyo (2006:170-171), biaya dalam pasengertian ekonomi merupakan seluruh beban yang harus ditanggung produsen untuk menyediakan produk baik barang maupun jasa agar siap dikonsumsi oleh konsumen. Biaya produksi diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
(a) Biaya privat atau biaya internal, yaitu biaya yang ditanggung oleh individu atau perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa. Biaya privat yang dikeluarkan produsen terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu: 1) biaya ekplisit, dan 2) biaya implisit.
Biaya eksplisit, biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh produsen untuk membeli atau menyewa input yang digunakan dalam proses produksi, diantaranya adalah gaji, upah pegawai, sewa tanah dan bangunan, pembelian bahan baku, dan lain-lain. Biaya implisit, biaya yang dicerminkan oleh nilai input atau sumber daya yang dimiliki sendiri (self-owned resources) dan yang dipekerjakan sendiri (self-employment) oleh perusahaan dalam dalam melakukan kegiatan produksi. Perusahaan tidak perlu membayar atas penggunaan input  karena milik sendiri, tetapi nilai harus tetap diperhitungkan dalam perhitungan biaya, misalnya biaya gaji bagi pemilik, nilai tanah dan bangunan yang dimiliki serta yang digunakan oleh perusahaan.
(b) Biaya sosial atau biaya eksternal. Biaya sosial (eksternal), yaitu biaya yang ditanggung oleh masyarakat secara keseluruhan, misalnya biaya polusi sebagai akibat kegiatan produksi.

A. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap (Fixed Cost) ialah biaya yang jumlahnya secara keseluruhan tetap. Biaya tetap tidak berubah jika ada perubahan dalam besar kecilnya jumlah produk yang dihasilkan (sampai batas waktu tertentu). Beberapa contoh dari biaya tetap misalnya sewa tanah atau bangunan, penyusutan bangunan, dan lain-lain (Gilarso, 1993:115)
Biaya tetap (Fixed Cost) merupakan biaya yang timbul karena faktor produksi tetap, sementara tingkat keluaran (output) berubah dalam jangka pendek. Biaya tetap mewakili biaya-biaya untuk faktor-faktor produksi tetap. Biaya tetap hanya memiiki arti dalam jangka pendek, dimana faktor-faktor produksi yang digunakan merupakan faktor produksi tetap. Jumlah biaya tetap tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan (Hariyati, 2007:134).

B. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel (Variable Cost) merupakan biaya yang berubah sebagai respon terhadap perubahan dalam tingkat keluaran yang diproduksi perusahaan. Biaya variabel mewakili jumlah baiya-biaya untuk faktor-faktor produksi variabel. Biaya variabel dapat bebentuk uang tunai, barang atau nilai uang jasa dan kerja. Besarnya biaya variabel ditentukan oleh fungsi produksi atau oleh produk total dari proses produksi yang bersangkutan (Hariyati, 2007:134).

C. Biaya Total (Total Cost)
Menurut Iswardono (1990:145), komponen dari biaya total adalah biaya tetap total dan biaya variabel total. Biaya tetap total merupakan biaya setiap unit waktu untuk pengguanaan input tetap. Biaya variabel total merupakan biaya alternatif yang harus ditanggung perusahaan untuk pembelian input variabelnya. Penjumlahan biaya tetap total dan biaya variabel total untuk berbagai tingkat merupakan biaya total bagi suatu perusahaan untuk memproduksi output.




TC = FC + VC

Keterangan :
TC       : Biaya total (total cost)
FC       : Biaya tetap ((fixed cost)
VC      : Biaya variabel (variable cost)
Biaya total (Total Cost) merupakan penjumlahan biaya tetap (Fixed Cost) dengan biaya variabel (Variable Cost). Tanpa memperhatikan proses produksi berlangsung dengan kenaikan hasil bertambah atau berkurang, secara umum dapat dikatakan bahwa, semakin banyak produk yang dihasilkan semakin besar biaya total yang dgunakan. Kegunaan biaya total ini adalah untuk menentukan pendapatan dari suatu usaha. Apabila diperhatikan secara detail, kurva biaya total dicirikan pada saat produksi antara 0 – Y1. Kurva biaya total meningkat dengan tambahan biaya yang semakin menurun, selanjutnya dengan meningkatnya produksi (setelah Y1) akan menyebabkan kenaikan biaya total dengan kenaikan biaya yang semakin menurun. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara kurva biaya dengan kurva produksi yang mengikuti berlakunya Law of Diminishing Return (Hariyati, 2007:134-135).
 













Gambar Kurva Biaya Total, Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap tidak tergantung pada jumlah produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik, menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat produktivitas dengan besarnya biaya. Kurva TC sejajar dengan VC menunjukkan bahwa perubahan biaya total semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya variabel (Soetriono, 2010:73).

Belimbing Manis


Belimbing manis banyak tumbuh di Indonesia. Belimbing manis banyak dibudidayakan di pekarangan rumah sebagai buah keluarga atau ladang dengan tujuan untuk dijual. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk ke dalam keluarga Oxalidaceae sering disebut sweet starfruit. Belimbing manis memiliki nama daerah blimbing legi, balimbing amis, balireng, lambertua, bainang sulapa, tufou, dan balibi totofuko. Belimbing manis mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, dan zat besi. Selain itu mengandung vitamin A, B, dan C. Klasifikasi belimbing manis adalah sebagai berikut:

Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis             : Magnoliopsida (Berkeping dua)
Sub kelas         : Rosidae
Ordo                : Geraniales
Familia            : Oxalidaceae (Suku belimbing-belimbingan)
Genus              : Averrhoa
Species            : Averrhoa carambola L
 Belimbing adalah nama Melayu untuk jenis tanaman buah dari keluarga Oxalidaceae, marga Averrhoa. Para ahli banyak sepakat bahwa belimbing merupakan tanaman asli Indonesia dan Malaysia, yang kemudian menyebar rata di Asia Tenggara. Tanaman belimbing memiliki bentuk yang rimbun dan mudah dalam perawatan terlebih belimbing berbuah tak mengenal musim. Belimbing dapat dtanam mulai dari pesisir pantai sampai ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Penanaman belimbing dengan biji sudah mulai berbuah pada usia 3-4 tahun dengan mencapai 1500 buah tiap tahunnya.

Pada ilmu tumbuh-tumbuhan (botani), belimbing manis dikenal dengan nama Averrhoa carambola L. Belimbing manis berasal dari keluarga yang sama dengan belimbing wuluh, namun kedua tanaman buah itu tidak mendapatkan perlakuan yang sama dari masyarakat, petani, atau pengusaha tanaman buah. Perlakuan istimewa terhadap belimbing manis dapat dipahami karena kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan itu antara lain sebagai berikut: (a) dapat dibudidayakan di kebun/ pekarangan atau pot, serta mampu berbuah lebat, (b) cepat berbuah, dan setelah berbuah pertama kali, cenderung berbuah lagi secara terus menerus, (d) rasa manisnya bervariasi sesuai dengan jenis atau varietasnya, dan (e) buahnya mengandung kalori, vitamin A, dan vitamin C yang cukup tinggi.

Olahan Belimbing Manis
Semua jenis belimbing dapat diolah menjadi dodol buah. Tetapi untuk mendapatkan dodol buah yang berkualitas dapat dipilih buah belimbing yang harus matang penuh dan seragam tingkat kematangannya, bebas luka, tidak berulat, tidak memar, kulit buah berwarna kuning tua dan teksturnya lunak, tidak muda karena menyebabkan rasa dodol menjadi tidak enak. Adapun proses pembuatan dodol belimbing adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah pembuatan dodol belimbing dimulai dengan mencuci buah belimbing kemudian dikupas bagian linggir. Belimbing kemudian dipotong, dibuang bijinya dan dihaluskan. Selanjutnya mencampurkan tepung ketan, benzoat dan air. Kemudian masukkan belimbing yang sudah dihaluskan, campuran tepung ketan dan benzoat. Adonan kemudian ditambah dengan gula putih, agar-agar, dan garam dalam wajan. Adonan selanjutnya diaduk hingga matang. Setelah adonan matang, adonan dituangkan dalam loyang dan di dinginkan. Proses terakhir yaitu pengemasan adonan dodol belimbing.
Buah belimbing juga bisa diolah menjadi manisan belimbing. Bahan yang digunakan adalah belimbing, gula pasir, garam, kapur, dan tawas. Adapun proses pembuatan manisan belimbing adalah sebagai berikut: Langkah awal pembuatan manisan belimbing adalah membersihkan belimbing dengan membuang bagian tepi buah belimbing. Selanjutnya buah belimbing di tusuk-tusuk dengan menggunakan garpu, kemudian direndam dalam air garam selama 2 jam berlanjut direndam air kapur selama 12 jam. Belimbing selanjutnya dicuci bersih dan direndam pada air tawas selama 12 jam. Belimbing dicuci kembali dan direbus selama dua puluh menit. Apabila sudah matang, belimbing ditiriskan dan dicampur dengan gula pasir hingga merata. Setelah gula benar-benar hancur dan larut, belimbing ditiriskan kembali. Sisa larutan gula kembali dimasak dan setelah dingin, belimbing dimasukkan lagi dalam larutan gula, lakukan berulang sampai larutan gula benar-benar habis.
Buah belimbing manis bukan sekedar yang bisa dimakan segar. Adanya keterampilan untuk mengolah buah bersegi lima yang kaya akan vitamin C ini, buah belimbing mudah diolah menjadi olahan dengan rasa dan dan suasana yang tidak kalah nikmatnya, misalnya dibuat menjadi sirup belimbing. Cara pembuatan sirup belimbing cukup sederhana. Langkah-langkah pembuatan sirup belimbing adalah sebagai berikut: Proses pembuatan sirup belimbing dimulai dengan mencuci bersih buah belimbing kemudian dipotong membujur dan dikukus selama 15 menit, dengan tujuan menghilangkan warna coklat akibat getah setelah dipotong. Selanjutnya belimbing di dinginkan dan diblender kemudian disaring untuk memisahkan sari dan ampasnya. Langkah selanjutnya yaitu memasak air dan karagen hingga mendidih (suhu api 100o C). Setelah mendidih masukkan gula kemudian suhu api dikecilkan hingga 80oC, lalu tambahkan Natrium Bensoat dan Asam Sitrat. Masukkan sari buah belimbing dan setelah 20 menit baru angkat dan sirup belimbing siap dikemas.

konsep agroindutri

Agroindustri merupakan usaha yang mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen. Pada lingkup masyarakat, agroindustri dikenal dengan agroindustri hulu dan agroindustri hilir. Agroindustri hulu mencangkup industri penghasil input pertanian, seperti pupuk, pestisida, alat-alat dan mesi-mesin pertanian, bahkan lebih luas lagi mencangkup perusahaan penghasil bibit. Agroindustri hilir adalah agroindustri pengolah hasil-hasil pertanian primer bahkan lebih luas lagi mencangkup industri sekunder dan tersier yang mengolah lebih lanjut dari produk hasil olahan agroindustri primer, seperti tekstil dari benang dan benang dari kapas atau ulat sutra, sepatu dari kulit, serta kulit dari hewan (Sa’id, 2001:22).

Menurut Badan Pusat Statistik (2011), agroindustri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekatkepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri/makloon dan pekerjaan perakitan (assembling). Industri Pengolahan dibagi dalam 4 golongan yaitu :
1.    Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih)
2.    Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)
3.    Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)

4.    Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)

Selasa, 04 Agustus 2015

Mengagumi tanpa kau ketahui

awalnya hanya canda, saling tertawa
suatu ketika kita bersama
bertatap pandang dalam ruang yang sama
ingin merengkuh apa yang ku puja dari cinta
tapi aku masih sangat muda

kini aku bukan sekedar remaja
aku telah beranjak dewasa
dan rasa itu pun tetaplah sama
seperti awal kita jumpa

tapi apalah daya ...
sangat tak pantas jika ku ungkapkan rasa
sangat tak kuasa jika ku nyatakan cinta
karena aku hanyalah seorang wanita biasa

aku mengagumimu.. tanpa kau ketahui…
aku memerhatikanmu.. tanpa kau sadari…
Dan aku menantimu.. hingga saat kau dapat mengerti...