Rabu, 22 Februari 2017

Konsep Nilai Tambah (Value Added)

Konsep nilai tambah adalah suatu perubahan nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi. Arus peningkatan nilai tambah komodutas pertanian terjadi di setiap mata rantai pasok dari hulu ke hilir berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Nilai tambah komoditas pertanian di sektor hulu dapat dilakukan dengan penyediaan bahan baku berkualitas dan berkesinambungan yang melibatkan para pelaku mata rantai pertama. Nilai tambah pada sektor hilir melibatkan industri pengolahan. Komoditas pertanian yang bersifat perishable (mudah rusak) dan bulky (kamba) memerlukan penanganan yang tepat, sehingga produk pertanian siap dikonsumsi oleh konsumen. Perilaku tersebut antara lain pengolahan, pengemasan, pengawetan, dan manajemen mutu untuk menambah kegunaan menimbulkan nilai tambah sehingga harga produk pertanian menjadi tinggi (Marimin dan Magfiroh, 2010)
Menurut Sudiyono (2002), nilai tambah merupakan proses pengolahan bahan yang menyebabkan adanya pertambahan nilai produksi. Analisis nilai tambah menunjukkan bagaimana kekayaan perusahaan diciptakan melalui proses produksi dan bagaimana distribusi dari kekayaan tersebut dilakukan. Besarnya nilai tambah didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Secara matetik dinyatakan sebagai berikut:
Nilai tambah =  (K,B, T,U,H,h,L)
Keerangan :
K    = Kapasitas produksi
B    = Bahan baku yang digunakan
T     = Tenaga kerja yang dugunakan
U    = Upah tenaga kerja
H    = Harga output
h     = Harga bahan baku
L  = Nilai input lain (nilai dan semua korbanan yang terjadi selama proses perlakuan untuk menambah nilai)

Menurut Hayami et al., dalam Sudiyono (2002), ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan, dan tenaga kerja. Besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar